Jumat, 23 Oktober 2015

cara bermain bola basket beseerta gambarnya dengan bener

berikut ini cara bermain bola basket dengan benar 
1. Passing dan Catching
Passing berarti mengoper, sedangkan catching artinya menangkap. Setiap pemula harus belajar mengenai cara mengoper dan menangkap bola dengan temannya. Ingat, kemampuan mengoper dan menangkap harus sama baiknya, tidak boleh hanya mahir sebagian. Dalam passing terdapat beberapa teknik antara lain :


a. Chest pass (operan setinggi dada)

Operan ini dimulai dari memegang bola di depan dada,  kemudian bola dilempar lurus dengan telapak tangan ke arah luar.


b. Bounce pass (operan pantul)

Sama dengan chest pass, bedanya hanya lemparan diarahkan ke lantai, usahakan titik pantulnya berada di 3/4 jarak dari pengoper bola.


c. Overhead pass (operan diatas kepala)

Operan dilakukan dengan kedua tangan berada di atas. Penerima bola juga menangkap dengan posisi tangan di atas.


d. Baseball pass 

Operan ini dilakukan di atas/belakang kepala, bertujuan agar passing melambung dan melewati lawan. Operan jarak jauh yang dilakukan biasanya lebih dari setengah panjang lapangan. Operan ini tidak terlalu akurat namun berguna pada fast break.

e. Behind the back pass
Teknik gerakan behind the back pass merupakan gerakan yang rumit untuk para pemula. Butuh latihan tekun dan berulang-ulang untuk bisa melakukan gerakan ini dengan baik dan benar. Operan ini sekarang sudah menjadi senjata menyerang yang umum. Keunggulan umpan ini yaitu lawan tidak mengetahui sasaran yang ingin dituju.



2. Dribbling (menggiring bola)


Prinsip dalam mengajarkan teknik dribble antara lain:

•    Kontrol pada jari-jari tangan 
•    Mempertahankan tubuh tetap rendah 
•    Kepala tegak 
•    Melatih kedua tangan agar sama-sama memiliki dribble yang bagus 
•    Lindungi bola (protect the ball)

Macam-macam dribble :
a.  Change of pace dribble
b.  Low or control dribble
c.  High or speed dribble
d.  Crossover dribble
e.  Behind the back dribble
f.   Between the legs dribble
g.  Spin dribble



3. Shooting (menembak bola ke arah keranjang)


a.  Set shoot

Tembakan ini jarang dilakukan pada permainan biasa. Karena jika penembak tidak melompat, maka tembakannya akan mudah dihalangi. Umumnya tembakan ini dilakukan saat lemparan bebas atau bila memungkinkan untuk menembak tanpa rintangan (free throw).


b. Lay-up shoot

Lay-up dilakukan di akhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring, penggiring bola secara serentak mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang.


c. Jump shoot

Tembakan ini sering dilakukan saat pemain menyerang tidak bisa mendekati keranjang. Tembakan ini sangat sulit dihalangi karena dilakukan pada titik tertinggi lompatan vertical penembak.


4. Cara berputar (Pivot)


Pivot adalah gerakan memutar badan dengan menggunakan salah satu kaki sebagai poros putaran (setelah kita menerima bola). Ada tiga alternatif gerakan yang bisa dilakukan:

a. Pivot kemudian dribble (membawa bola)
b. Pivot kemudian passing (melempar bola)
c. Pivot kemudian shooting (menembakan bola)



5. Jump stop

Jump stop merupakan sebuah gerak berhenti terkendali dan dengan menggunakan dua kaki. Jump stop bisa digunakan pemain penyerang untuk memantapkan kaki yang akan dipakai untuk pivot (poros), menghindari traveling, dan mempertahankan keseimbangan tubuh dengan baik.



6. Rebound

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat rebound yaitu make contact, box out, dan jump to the ball. Dalam era basket modern sekarang ini diperlukan gerakan rebound dalam suatu pertandingan. Apabila sebuah tim tidak mempunyai keinginan untuk melakukan defensive rebound maupun offensive rebound, dapat dipastikan tim itu akan kehilangan banyak kesempatan kedua untuk melakukan score pada saat pertandingan.
Demikian artikel ini saya buat semoga bisa membantu para pemain usia dini dan amatir bisa lebih mengenal dan mengetahui teknik-teknik dasar dalam bola basket .

Penting buat para pelatih untuk memberikan sebuah variasi latihan yang baik dan mengena kepada para pemain usia dini dan amatir. Menjadi hal yang sangat penting bagi pemain agar tidak merasakan jenuh karena materi latihan dari pelatih kurang bervariasi.

langkah atau caraa menendang bola dengan baik dan benar

mari kita lihat bagaimana cara mnendang bola dengan baik berikut trik-trik menendang bola dengan baik dan benar

Teknik Menendang Bola Yang Baik Dalam Sepakbola

Pada intinya, menendang bola itu bisa dilakukan menggunakan kaki bagian dalam dan luar. Dengan begitu, bola bisa meluncur sesuai yang kita kehendaki saat menendang dalam posisimenggiring bola atau saat bola dalam keadaan diam. Oke langsung perhatikan teknik berikut ini.

Teknik Menendang Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah bola.
  • Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk. Kedua tangan untuk keseimbangan ditekuk di samping badan.
  • Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit ditekuk dengan diputar ke arah keluar.
  • Kaki yang digunakan untuk menendang diayun dari belakang ke arah depan dengan sasaran bola di bagian samping.
  • Setelah menendang, berat badan digeser ke kaki yang digunakan untuk menendang.

Teknik Menendang Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar

Kata lain menendang menggunakan kaki bagian luar adalah memanfaatkan punggung telak kaki untuk menghasilkan arah bola seperti yang diinginkan. Langkah ini bisa kita praktekkan dengan melihat posisi bola tersebut. Berikut tekniknya:
  • Sikap awal berdiri menghadap ke arah bola.
  • Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan kedua tangan bergerak rileks untuk keseimbangan.
  • Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit diputar ke dalam.
  • Pandangan mata ke arah bola, kaki yang digunakan menendang diayunkan ke depan.
  • Kaki bagian luar dikenakan pada bola, kemudian berat badan digeser ke depan. 

Kamis, 22 Oktober 2015

jenis-jenis spike bola volly


JENIS-JENIS SPIKE 
          Secara umum spike dibagi menjadi dua macam, yaitu menurut jenis umpan dan menurut keras lemahnya pukulan.
Menurut jenis umpan, spike dibedakan menjadi:


 1.Open Spike
Open spike atau sering juga disebut bola ketiga (3rd ball) adalah bola yang diumpan dan dipukul di daerah tepi net. Pada saat hendak memukul bola open, pemukul sedikit menunggu untuk memperkirakan timing yang tepat untuk melakukan pendekatan dan mencari posisi yang tepat untuk melakukan pukulan.

2.Semi Spike
Semi spike seringkali dinamakan bola kedua (2nd ball), yaitu spike yang dilakukan terhadap bola umpan sedang di seluruh bagian lapangan. Pada saat hendak memukul bola semi, pemukul memulai awalan ketika bola dari penerima servis mengenai tangan pengumpan sambil mengamati arah bola.


3.Quick Spike
Quick spike disebut juga umpan bola pertama (1st ball), yaitu spike yang dilakukan terhadap umpan bola pendek di seluruh bagian lapangan. Berbeda denan jenis spike lain yang menunggu bola diumpankan oleh setter, pemukul bola cepat melompat seiring bola di umpan atau meloncat dahulu ketika bola samapi kepada tangan pengumpan, tergantung jenis bola cepat yang diperagakan. Selain timing terhadap pengumpan, timing terhadap lintasan bola dari penerima servis juga sangat menentukan keberhasilan teknik ini. 


4.Back Attack
Serangan dari belakang dapat berupa bola kedua atau bola ketiga, sehingga pelaksanaan tekniknya juga sama dengan kedua jenis spike tersebut. Pada permainan bolavoli modern, back attack seringkali dilakukan dari posisi 6 maupun posisi 1. 
Menurut keras lemahnya pukulan:
   1.Hard driven spike
Hard driven spike adalah spike keras atau disebut juga spike normal, dilakukan dengan seluruh pergerakan dalam teknik spike. Keberhasilan hard driven spike tergantung pada kejelian pemain dalam melihat celah blokade lawan.
    2.Off speed spike (placing)
Off speed spike atau sering disebut roll shot, yaitu menempatkan bola dengan pelan pada daerah lawan yang kosong. Keberhasilan spike jenis ini tergantung pada kejelian pemain dalam memantau pergerakan pemain belakan lawan. Pelaksanaan spike jenis ini seperti pelaksanaan jenis spike normal, melompat dengan kekuatan penuh, mengayunkan lengan secepatnya ke arah bola, tetapi ketika hampir menyentuh bola, gerakan lengan diperlambat dan bola dilecut dengan pelan. Spike jenis ini mempunyai keuntungan dalam melewati blokade lawan, akan tetapi apabila pemain barisan belakang lawan rapat dan banyak mempunyai pengalaman, spike jenis ini bukan merupakan senjata yang mematikan.
    3.Tip (feint)
Tip merupakan suatu jenis serangan lawan dengan menempatkan bola di belakang bloker lawan, atau di daerah lain yang jauh dari jangkauan lawan. Perbedaan dengan off speed spike terletak pada saat perkenaan dengan bola. Pada pelaksanaan tip, lengan tidak diayunkan seperti dalam gerakan spike, tetapi mendorong bola menggunakan satu tangan seperti dalam passing atas. Meskipun terlihat kurang mematikan, akan tetapi jenis serangan semacam ini seringkali mempunyai efektivitas tinggi.

Sejarah Bola Volly

Awal Perkembangan Bola Voli

Sosok William B. Morgan adalah pencetus dari permainan bola voli pada tahun 1895 di Holyoke, Amerika Serikat. William B. Morgan sendiri adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christain Association (YMCA).



Karena perkembangan permainan bola voli yang begitu cepat maka YMCA mulai mengadakan kejuaraan bola voli secara nasional. Kemudian permainan bola voli  ini menyebar ke seluruh dunia. Pada tahun 1974, pertama kali bola voli dipertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak. 

Pada tahun 1984 didirikanlah Federasi Bola Voli Internasional atau Internationnal Voli  Ball Federation (IVBF) yang waktu itu beranggotakan 15 negara dan berkedudukan di Paris. Organisasi ini sebagai induk dari permainan bola voli internasional.

Penyebaran Bola Voli

Permainan bola voli begitu cepat menyebar dan menjadi olahraga yang di gemari di berbagai negara, hal ini disebabkan karena permainan bola voli tidak memerlukan lapangan yang luas, mudah untuk dimainkan, alat-alat yang digunakan untuk bermain terbilang sederhana, permainan yang sangat menyenangkan, kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat kecil, dapat dimainkan di alam bebas maupun di ruang tertutup, dan dapat di mainkan oleh banyak orang.

Sejarah Permainan Bola Voli di Indonesia  

Sejarah permainan bola voli di Indonesia dimulai saat masa penjajahan bersamaan dengan jalur perdagangan dan kolonialisme pada tahun 1928 oleh Belanda. Perkembangan permainan bola voli terbilang begitu cepat di Indodesia. Hal ini dapat dibuktikan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1952 di Jakarta. Hingga saat ini permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan di berbagai kejuaraan di Indonesia.

Pada tahun 1955, tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan ketuanya W. J. Latumenten. Setelah adanya induk organisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28 - 30 Mei 1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta.

Paco Alcacer Tumpuan masa depan Spanyol


Vicente del Bosque masih terlihat masih kesulitan dalam menentukan siapakah penyerang yang dianggapnya layak sebagai pengganti Fernando Torres dan David Villa. Keduanya memang menjadi andalah Del Bosque selama kurang lebih dari tujuh tahun melatih La Furia Roja.
Diego Costa sebelumnya menjadi harapan mantan pelatih Real Madrid CF ini setelah ia memutuskan untuk memilih Spanyol dibandingkan negara kelahirannya, Brasil. Akan tetapi, penyerang milik Chlesea ini belum mampu menunjukan apa yang diinginkan oleh Del Bosque karena hanya mampu mencatatkan satu gol sepanjang kualifikasi Piala Eropa 2016 dan ia pun terkadang mempunyai masalah dengan kedisipilinannya.
Del Bosque pun memilih Álvaro Morata yang tampil gemilang bersama Juventus FC sejauh ini. Namun, mantan penyerang Real Madrid ini tidak bisa memaksimalkan kepercayaan sang pelatih karena terlebih dahulu cedera sebelum mampu menunjukan penampilan terbaiknya.
Pilihan pun akhirnya jatuh pada seorang Paco Alcácer. Penyerang Valencia CF ini mampu membuktikan kepada Del Bosque bahwa ia merupakan penyerang yang lebih baik dari Morata dan Costa sejauh ini. Baik Morata dan Costa hanya mampu melesakan sebiji gol sepanjang keikutsertaannya mengikuti laga kualifikasi bersama Spanyol. Berbeda dengan Paco yang sukses melesakan lima gol, dan hal ini menjadikannya sebagai top skor bagi La Furia Roja di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016.
Francisco Alcácer García, begitu nama lengkapnya. Lahir di Torrent, Valencia, Spanyol, pada 30 Agustus 1993. Dia mengawali karir sebagai pemain sepakbola dengan menimba ilmu di CD Monte-Sión di tahun 1999-2003. Ia pun melanjutkan karir juniornya di Torrent CF selama dua tahun dari 2003 hingga 2005. Setelah dua tahun di Torrent CF, Paco pun dilirik oleh Valencia guna melanjutkan karir juniornya di Stadion Mestalla. Hal ini tanpa sebab setelah pelatih Valencia Junior waktu itu, José Giménez, kepincut dengan permainan sang pemain bertinggi badan 175 cm ini.
Pada tahun 2009 ketika usianya masih 16 tahun, Paco secara resmi menandatangani kontrak bersama kesebelasan senior Valencia, setelah empat tahun sebelumnya ia berkarir di Valencia Junior. Ia pun memulai karirnya di level senior dengan bermain di Valencia B selama musim 2008-2009 hingga 2011-2012. Tercatat ia tampil di 64 pertandingan dan menghasilkan 42 gol.
Pada Musim 2011-2012. Ketika masih bersama Valencia B, Paco sempat beberapa kali masuk ke skuat Valencia yang berlaga di La Liga. Tercatat ia melakukan tiga kali penampilan sebagi pemain pengganti tanpa satupun menghasilkan gol.
Melihat bakatnya tidak akan berkembang jika terus bertahan di Valencia. Pihak klub pun meminjamkan Paco ke Getafe pada musim 2012-2013. Di Getafe pun ia berhasil membukukan 20 pertandingan di kompetisi La Liga. Dengan rincian enam kali sebagi starter dan enam belas kali sebagi pemain pengganti. Selama satu musim tersebut, Alcácer berhasil melesakan tiga gol dan satu assist.
Di musim 2013-2014, pihak Valencia memanggil kembali pemuda yang sempat tampil di kesebelasan negara Spanyol U16 sampai U21 tersebut. Hasilnya, Paco sukses melesakan enam gol dan dua assist dari 23 pertandingannya di kompetisi La Liga. Bahkan di tahun pertamanya berkompetisi di Eropa, ia berhasil melesakan tujuh gol dari 11 penampilannya ketika membela Valencia di ajang Liga Europa UEFA.
Akan tetapi, penampilan menawan yang ditujukan oleh Paco di musim tersebut tidak membantu performa Valencia secara keseluruhan. Di akhir musim, Los Che hanya mampu bertengger di posisi ke delepan. Dan hal ini pun menyebabkan mereka harus absen di kompetsisi Eropa di musim selanjutnya.
Sesuatu yang buruk tidak akan selalu menjadi buruk, pasti ada sisi positif yang bisa diambil dari keburukan tersebut. Dan hal itulah yang terjadi pada Valencia. Absennya mereka di kompetisi Eropa mengharuskan mereka hanya fokus di ajang La Liga.
Di musim 2014-2015, tanpa bermain di Eropa, Valencia mampu finis di posisi ke empat di akhir kompetisi La Liga. Dan dengan hasil ini mereka pun berhak mendapatkan satu jatah play-off Liga Champions UEFA yang mana mendekatkan mereka untuk tampil kembali di kompetisi terbaik antar kesebelasan Eropa.
Di musim tersebut, bermain di 32 pertandingan bersama Valencia di ajang La Liga di mana 26 diantaranya sebagai starter dan sisanya sebagai pemain pengganti, Paco sukses melesakan 11 gol, lima assist, 19 operan kunci, dan 52% tendangan tepat sasaran. Sehingga, dapat disimpulkan di musim 2014-2015 menjadi musim terbaik Paco selama berseragam Los Che sejauh ini.
Melihat performa ciamik yang ditunjukan oleh Paco kala berseragam Valencia membuat Del Bosque pun memanggilnya jelang laga persahabatan melawan Makedonia dan Perancis tahun lalu. Dan hasilnya sangat positif. Di laga debutnya tersebut, Paco sukses membayar kepercayaan Del Bosque dengan torehan satu golnya ke gawang Makedonia.
Semenjak laga tersebut, Paco pun menjadi langganan skuat La Furia Roja. Jika dibadingkan dengan penyerang lain yang dipanggil oleh Del Bosque seperti Morata dan Costa, penyerang yang sempat dihubungkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona ini masih yang terbaik. Dengan torehan enam gol dari sembilan penampilannya berbaju Spanyol baik di ajang uji coba maupun kualifikasi Piala Eropa.
Akan tetapi dibalik performa mengesankannya ketika berbaju  Los Che maupun ketika membela Spanyol. Paco seakan ingin menujukan kesetiannya kepada Valencia yang telah membesarkan namanya dan meredam isu beberapa klub besar Eropa yang berminat kepada dirinya. Pada Januari lalu ia pun memperpanjang kontrak baru bersama Los Che. Dengan kontrak barunya tersebut ia dipastikan akan bertahan di Stadion Metalla hingga juni 2020 dengan biaya pelepasan kontrak sebesar 70 juta Euro.
Dengan performa impresifnya pada babak kualifikasi dan membantu Spanyol lolos ke Prancis tahun depan. Bisa dipastikan satu tempat sebagai penyerang akan menjadi milik Paco. Tinggal bagaimana pemuda 22 tahun ini bisa memepertahankan penampilannya agar Del Bosque tetap tertarik untuk tetap memanggil dia.
Vicente del Bosque masih terlihat masih kesulitan dalam menentukan siapakah penyerang yang dianggapnya layak sebagai pengganti Fernando Torres dan David Villa. Keduanya memang menjadi andalah Del Bosque selama kurang lebih dari tujuh tahun melatih La Furia Roja.
Diego Costa sebelumnya menjadi harapan mantan pelatih Real Madrid CF ini setelah ia memutuskan untuk memilih Spanyol dibandingkan negara kelahirannya, Brasil. Akan tetapi, penyerang milik Chlesea ini belum mampu menunjukan apa yang diinginkan oleh Del Bosque karena hanya mampu mencatatkan satu gol sepanjang kualifikasi Piala Eropa 2016 dan ia pun terkadang mempunyai masalah dengan kedisipilinannya.
Del Bosque pun memilih Álvaro Morata yang tampil gemilang bersama Juventus FC sejauh ini. Namun, mantan penyerang Real Madrid ini tidak bisa memaksimalkan kepercayaan sang pelatih karena terlebih dahulu cedera sebelum mampu menunjukan penampilan terbaiknya.
Pilihan pun akhirnya jatuh pada seorang Paco Alcácer. Penyerang Valencia CF ini mampu membuktikan kepada Del Bosque bahwa ia merupakan penyerang yang lebih baik dari Morata dan Costa sejauh ini. Baik Morata dan Costa hanya mampu melesakan sebiji gol sepanjang keikutsertaannya mengikuti laga kualifikasi bersama Spanyol. Berbeda dengan Paco yang sukses melesakan lima gol, dan hal ini menjadikannya sebagai top skor bagi La Furia Roja di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016.
Francisco Alcácer García, begitu nama lengkapnya. Lahir di Torrent, Valencia, Spanyol, pada 30 Agustus 1993. Dia mengawali karir sebagai pemain sepakbola dengan menimba ilmu di CD Monte-Sión di tahun 1999-2003. Ia pun melanjutkan karir juniornya di Torrent CF selama dua tahun dari 2003 hingga 2005. Setelah dua tahun di Torrent CF, Paco pun dilirik oleh Valencia guna melanjutkan karir juniornya di Stadion Mestalla. Hal ini tanpa sebab setelah pelatih Valencia Junior waktu itu, José Giménez, kepincut dengan permainan sang pemain bertinggi badan 175 cm ini.
Pada tahun 2009 ketika usianya masih 16 tahun, Paco secara resmi menandatangani kontrak bersama kesebelasan senior Valencia, setelah empat tahun sebelumnya ia berkarir di Valencia Junior. Ia pun memulai karirnya di level senior dengan bermain di Valencia B selama musim 2008-2009 hingga 2011-2012. Tercatat ia tampil di 64 pertandingan dan menghasilkan 42 gol.
Pada Musim 2011-2012. Ketika masih bersama Valencia B, Paco sempat beberapa kali masuk ke skuat Valencia yang berlaga di La Liga. Tercatat ia melakukan tiga kali penampilan sebagi pemain pengganti tanpa satupun menghasilkan gol.
Melihat bakatnya tidak akan berkembang jika terus bertahan di Valencia. Pihak klub pun meminjamkan Paco ke Getafe pada musim 2012-2013. Di Getafe pun ia berhasil membukukan 20 pertandingan di kompetisi La Liga. Dengan rincian enam kali sebagi starter dan enam belas kali sebagi pemain pengganti. Selama satu musim tersebut, Alcácer berhasil melesakan tiga gol dan satu assist.
Di musim 2013-2014, pihak Valencia memanggil kembali pemuda yang sempat tampil di kesebelasan negara Spanyol U16 sampai U21 tersebut. Hasilnya, Paco sukses melesakan enam gol dan dua assist dari 23 pertandingannya di kompetisi La Liga. Bahkan di tahun pertamanya berkompetisi di Eropa, ia berhasil melesakan tujuh gol dari 11 penampilannya ketika membela Valencia di ajang Liga Europa UEFA.
Akan tetapi, penampilan menawan yang ditujukan oleh Paco di musim tersebut tidak membantu performa Valencia secara keseluruhan. Di akhir musim, Los Che hanya mampu bertengger di posisi ke delepan. Dan hal ini pun menyebabkan mereka harus absen di kompetsisi Eropa di musim selanjutnya.
Sesuatu yang buruk tidak akan selalu menjadi buruk, pasti ada sisi positif yang bisa diambil dari keburukan tersebut. Dan hal itulah yang terjadi pada Valencia. Absennya mereka di kompetisi Eropa mengharuskan mereka hanya fokus di ajang La Liga.
Di musim 2014-2015, tanpa bermain di Eropa, Valencia mampu finis di posisi ke empat di akhir kompetisi La Liga. Dan dengan hasil ini mereka pun berhak mendapatkan satu jatah play-off Liga Champions UEFA yang mana mendekatkan mereka untuk tampil kembali di kompetisi terbaik antar kesebelasan Eropa.
Di musim tersebut, bermain di 32 pertandingan bersama Valencia di ajang La Liga di mana 26 diantaranya sebagai starter dan sisanya sebagai pemain pengganti, Paco sukses melesakan 11 gol, lima assist, 19 operan kunci, dan 52% tendangan tepat sasaran. Sehingga, dapat disimpulkan di musim 2014-2015 menjadi musim terbaik Paco selama berseragam Los Che sejauh ini.
Melihat performa ciamik yang ditunjukan oleh Paco kala berseragam Valencia membuat Del Bosque pun memanggilnya jelang laga persahabatan melawan Makedonia dan Perancis tahun lalu. Dan hasilnya sangat positif. Di laga debutnya tersebut, Paco sukses membayar kepercayaan Del Bosque dengan torehan satu golnya ke gawang Makedonia.
Semenjak laga tersebut, Paco pun menjadi langganan skuat La Furia Roja. Jika dibadingkan dengan penyerang lain yang dipanggil oleh Del Bosque seperti Morata dan Costa, penyerang yang sempat dihubungkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona ini masih yang terbaik. Dengan torehan enam gol dari sembilan penampilannya berbaju Spanyol baik di ajang uji coba maupun kualifikasi Piala Eropa.
Akan tetapi dibalik performa mengesankannya ketika berbaju  Los Che maupun ketika membela Spanyol. Paco seakan ingin menujukan kesetiannya kepada Valencia yang telah membesarkan namanya dan meredam isu beberapa klub besar Eropa yang berminat kepada dirinya. Pada Januari lalu ia pun memperpanjang kontrak baru bersama Los Che. Dengan kontrak barunya tersebut ia dipastikan akan bertahan di Stadion Metalla hingga juni 2020 dengan biaya pelepasan kontrak sebesar 70 juta Euro.
Dengan performa impresifnya pada babak kualifikasi dan membantu Spanyol lolos ke Prancis tahun depan. Bisa dipastikan satu tempat sebagai penyerang akan menjadi milik Paco. Tinggal bagaimana pemuda 22 tahun ini bisa memepertahankan penampilannya agar Del Bosque tetap tertarik untuk tetap memanggil dia.
Artikel ini dikutip dari: www.panditfootball.com