Vicente del Bosque masih terlihat masih kesulitan dalam menentukan siapakah penyerang yang dianggapnya layak sebagai pengganti Fernando Torres dan David Villa. Keduanya memang menjadi andalah Del Bosque selama kurang lebih dari tujuh tahun melatih La Furia Roja.
Diego Costa sebelumnya menjadi harapan mantan pelatih Real Madrid CF ini setelah ia memutuskan untuk memilih Spanyol dibandingkan negara kelahirannya, Brasil. Akan tetapi, penyerang milik Chlesea ini belum mampu menunjukan apa yang diinginkan oleh Del Bosque karena hanya mampu mencatatkan satu gol sepanjang kualifikasi Piala Eropa 2016 dan ia pun terkadang mempunyai masalah dengan kedisipilinannya.
Del Bosque pun memilih Álvaro Morata yang tampil gemilang bersama Juventus FC sejauh ini. Namun, mantan penyerang Real Madrid ini tidak bisa memaksimalkan kepercayaan sang pelatih karena terlebih dahulu cedera sebelum mampu menunjukan penampilan terbaiknya.
Pilihan pun akhirnya jatuh pada seorang Paco Alcácer. Penyerang Valencia CF ini mampu membuktikan kepada Del Bosque bahwa ia merupakan penyerang yang lebih baik dari Morata dan Costa sejauh ini. Baik Morata dan Costa hanya mampu melesakan sebiji gol sepanjang keikutsertaannya mengikuti laga kualifikasi bersama Spanyol. Berbeda dengan Paco yang sukses melesakan lima gol, dan hal ini menjadikannya sebagai top skor bagi La Furia Roja di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016.
Francisco Alcácer García, begitu nama lengkapnya. Lahir di Torrent, Valencia, Spanyol, pada 30 Agustus 1993. Dia mengawali karir sebagai pemain sepakbola dengan menimba ilmu di CD Monte-Sión di tahun 1999-2003. Ia pun melanjutkan karir juniornya di Torrent CF selama dua tahun dari 2003 hingga 2005. Setelah dua tahun di Torrent CF, Paco pun dilirik oleh Valencia guna melanjutkan karir juniornya di Stadion Mestalla. Hal ini tanpa sebab setelah pelatih Valencia Junior waktu itu, José Giménez, kepincut dengan permainan sang pemain bertinggi badan 175 cm ini.
Pada tahun 2009 ketika usianya masih 16 tahun, Paco secara resmi menandatangani kontrak bersama kesebelasan senior Valencia, setelah empat tahun sebelumnya ia berkarir di Valencia Junior. Ia pun memulai karirnya di level senior dengan bermain di Valencia B selama musim 2008-2009 hingga 2011-2012. Tercatat ia tampil di 64 pertandingan dan menghasilkan 42 gol.
Pada Musim 2011-2012. Ketika masih bersama Valencia B, Paco sempat beberapa kali masuk ke skuat Valencia yang berlaga di La Liga. Tercatat ia melakukan tiga kali penampilan sebagi pemain pengganti tanpa satupun menghasilkan gol.
Melihat bakatnya tidak akan berkembang jika terus bertahan di Valencia. Pihak klub pun meminjamkan Paco ke Getafe pada musim 2012-2013. Di Getafe pun ia berhasil membukukan 20 pertandingan di kompetisi La Liga. Dengan rincian enam kali sebagi starter dan enam belas kali sebagi pemain pengganti. Selama satu musim tersebut, Alcácer berhasil melesakan tiga gol dan satu assist.
Di musim 2013-2014, pihak Valencia memanggil kembali pemuda yang sempat tampil di kesebelasan negara Spanyol U16 sampai U21 tersebut. Hasilnya, Paco sukses melesakan enam gol dan dua assist dari 23 pertandingannya di kompetisi La Liga. Bahkan di tahun pertamanya berkompetisi di Eropa, ia berhasil melesakan tujuh gol dari 11 penampilannya ketika membela Valencia di ajang Liga Europa UEFA.
Akan tetapi, penampilan menawan yang ditujukan oleh Paco di musim tersebut tidak membantu performa Valencia secara keseluruhan. Di akhir musim, Los Che hanya mampu bertengger di posisi ke delepan. Dan hal ini pun menyebabkan mereka harus absen di kompetsisi Eropa di musim selanjutnya.
Sesuatu yang buruk tidak akan selalu menjadi buruk, pasti ada sisi positif yang bisa diambil dari keburukan tersebut. Dan hal itulah yang terjadi pada Valencia. Absennya mereka di kompetisi Eropa mengharuskan mereka hanya fokus di ajang La Liga.
Di musim 2014-2015, tanpa bermain di Eropa, Valencia mampu finis di posisi ke empat di akhir kompetisi La Liga. Dan dengan hasil ini mereka pun berhak mendapatkan satu jatah play-off Liga Champions UEFA yang mana mendekatkan mereka untuk tampil kembali di kompetisi terbaik antar kesebelasan Eropa.
Di musim tersebut, bermain di 32 pertandingan bersama Valencia di ajang La Liga di mana 26 diantaranya sebagai starter dan sisanya sebagai pemain pengganti, Paco sukses melesakan 11 gol, lima assist, 19 operan kunci, dan 52% tendangan tepat sasaran. Sehingga, dapat disimpulkan di musim 2014-2015 menjadi musim terbaik Paco selama berseragam Los Che sejauh ini.
Melihat performa ciamik yang ditunjukan oleh Paco kala berseragam Valencia membuat Del Bosque pun memanggilnya jelang laga persahabatan melawan Makedonia dan Perancis tahun lalu. Dan hasilnya sangat positif. Di laga debutnya tersebut, Paco sukses membayar kepercayaan Del Bosque dengan torehan satu golnya ke gawang Makedonia.
Semenjak laga tersebut, Paco pun menjadi langganan skuat La Furia Roja. Jika dibadingkan dengan penyerang lain yang dipanggil oleh Del Bosque seperti Morata dan Costa, penyerang yang sempat dihubungkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona ini masih yang terbaik. Dengan torehan enam gol dari sembilan penampilannya berbaju Spanyol baik di ajang uji coba maupun kualifikasi Piala Eropa.
Akan tetapi dibalik performa mengesankannya ketika berbaju Los Che maupun ketika membela Spanyol. Paco seakan ingin menujukan kesetiannya kepada Valencia yang telah membesarkan namanya dan meredam isu beberapa klub besar Eropa yang berminat kepada dirinya. Pada Januari lalu ia pun memperpanjang kontrak baru bersama Los Che. Dengan kontrak barunya tersebut ia dipastikan akan bertahan di Stadion Metalla hingga juni 2020 dengan biaya pelepasan kontrak sebesar 70 juta Euro.
Dengan performa impresifnya pada babak kualifikasi dan membantu Spanyol lolos ke Prancis tahun depan. Bisa dipastikan satu tempat sebagai penyerang akan menjadi milik Paco. Tinggal bagaimana pemuda 22 tahun ini bisa memepertahankan penampilannya agar Del Bosque tetap tertarik untuk tetap memanggil dia.
Vicente del Bosque masih terlihat masih kesulitan dalam menentukan siapakah penyerang yang dianggapnya layak sebagai pengganti Fernando Torres dan David Villa. Keduanya memang menjadi andalah Del Bosque selama kurang lebih dari tujuh tahun melatih La Furia Roja.
Diego Costa sebelumnya menjadi harapan mantan pelatih Real Madrid CF ini setelah ia memutuskan untuk memilih Spanyol dibandingkan negara kelahirannya, Brasil. Akan tetapi, penyerang milik Chlesea ini belum mampu menunjukan apa yang diinginkan oleh Del Bosque karena hanya mampu mencatatkan satu gol sepanjang kualifikasi Piala Eropa 2016 dan ia pun terkadang mempunyai masalah dengan kedisipilinannya.
Del Bosque pun memilih Álvaro Morata yang tampil gemilang bersama Juventus FC sejauh ini. Namun, mantan penyerang Real Madrid ini tidak bisa memaksimalkan kepercayaan sang pelatih karena terlebih dahulu cedera sebelum mampu menunjukan penampilan terbaiknya.
Pilihan pun akhirnya jatuh pada seorang Paco Alcácer. Penyerang Valencia CF ini mampu membuktikan kepada Del Bosque bahwa ia merupakan penyerang yang lebih baik dari Morata dan Costa sejauh ini. Baik Morata dan Costa hanya mampu melesakan sebiji gol sepanjang keikutsertaannya mengikuti laga kualifikasi bersama Spanyol. Berbeda dengan Paco yang sukses melesakan lima gol, dan hal ini menjadikannya sebagai top skor bagi La Furia Roja di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016.
Francisco Alcácer García, begitu nama lengkapnya. Lahir di Torrent, Valencia, Spanyol, pada 30 Agustus 1993. Dia mengawali karir sebagai pemain sepakbola dengan menimba ilmu di CD Monte-Sión di tahun 1999-2003. Ia pun melanjutkan karir juniornya di Torrent CF selama dua tahun dari 2003 hingga 2005. Setelah dua tahun di Torrent CF, Paco pun dilirik oleh Valencia guna melanjutkan karir juniornya di Stadion Mestalla. Hal ini tanpa sebab setelah pelatih Valencia Junior waktu itu, José Giménez, kepincut dengan permainan sang pemain bertinggi badan 175 cm ini.
Pada tahun 2009 ketika usianya masih 16 tahun, Paco secara resmi menandatangani kontrak bersama kesebelasan senior Valencia, setelah empat tahun sebelumnya ia berkarir di Valencia Junior. Ia pun memulai karirnya di level senior dengan bermain di Valencia B selama musim 2008-2009 hingga 2011-2012. Tercatat ia tampil di 64 pertandingan dan menghasilkan 42 gol.
Pada Musim 2011-2012. Ketika masih bersama Valencia B, Paco sempat beberapa kali masuk ke skuat Valencia yang berlaga di La Liga. Tercatat ia melakukan tiga kali penampilan sebagi pemain pengganti tanpa satupun menghasilkan gol.
Melihat bakatnya tidak akan berkembang jika terus bertahan di Valencia. Pihak klub pun meminjamkan Paco ke Getafe pada musim 2012-2013. Di Getafe pun ia berhasil membukukan 20 pertandingan di kompetisi La Liga. Dengan rincian enam kali sebagi starter dan enam belas kali sebagi pemain pengganti. Selama satu musim tersebut, Alcácer berhasil melesakan tiga gol dan satu assist.
Di musim 2013-2014, pihak Valencia memanggil kembali pemuda yang sempat tampil di kesebelasan negara Spanyol U16 sampai U21 tersebut. Hasilnya, Paco sukses melesakan enam gol dan dua assist dari 23 pertandingannya di kompetisi La Liga. Bahkan di tahun pertamanya berkompetisi di Eropa, ia berhasil melesakan tujuh gol dari 11 penampilannya ketika membela Valencia di ajang Liga Europa UEFA.
Akan tetapi, penampilan menawan yang ditujukan oleh Paco di musim tersebut tidak membantu performa Valencia secara keseluruhan. Di akhir musim, Los Che hanya mampu bertengger di posisi ke delepan. Dan hal ini pun menyebabkan mereka harus absen di kompetsisi Eropa di musim selanjutnya.
Sesuatu yang buruk tidak akan selalu menjadi buruk, pasti ada sisi positif yang bisa diambil dari keburukan tersebut. Dan hal itulah yang terjadi pada Valencia. Absennya mereka di kompetisi Eropa mengharuskan mereka hanya fokus di ajang La Liga.
Di musim 2014-2015, tanpa bermain di Eropa, Valencia mampu finis di posisi ke empat di akhir kompetisi La Liga. Dan dengan hasil ini mereka pun berhak mendapatkan satu jatah play-off Liga Champions UEFA yang mana mendekatkan mereka untuk tampil kembali di kompetisi terbaik antar kesebelasan Eropa.
Di musim tersebut, bermain di 32 pertandingan bersama Valencia di ajang La Liga di mana 26 diantaranya sebagai starter dan sisanya sebagai pemain pengganti, Paco sukses melesakan 11 gol, lima assist, 19 operan kunci, dan 52% tendangan tepat sasaran. Sehingga, dapat disimpulkan di musim 2014-2015 menjadi musim terbaik Paco selama berseragam Los Che sejauh ini.
Melihat performa ciamik yang ditunjukan oleh Paco kala berseragam Valencia membuat Del Bosque pun memanggilnya jelang laga persahabatan melawan Makedonia dan Perancis tahun lalu. Dan hasilnya sangat positif. Di laga debutnya tersebut, Paco sukses membayar kepercayaan Del Bosque dengan torehan satu golnya ke gawang Makedonia.
Semenjak laga tersebut, Paco pun menjadi langganan skuat La Furia Roja. Jika dibadingkan dengan penyerang lain yang dipanggil oleh Del Bosque seperti Morata dan Costa, penyerang yang sempat dihubungkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona ini masih yang terbaik. Dengan torehan enam gol dari sembilan penampilannya berbaju Spanyol baik di ajang uji coba maupun kualifikasi Piala Eropa.
Akan tetapi dibalik performa mengesankannya ketika berbaju Los Che maupun ketika membela Spanyol. Paco seakan ingin menujukan kesetiannya kepada Valencia yang telah membesarkan namanya dan meredam isu beberapa klub besar Eropa yang berminat kepada dirinya. Pada Januari lalu ia pun memperpanjang kontrak baru bersama Los Che. Dengan kontrak barunya tersebut ia dipastikan akan bertahan di Stadion Metalla hingga juni 2020 dengan biaya pelepasan kontrak sebesar 70 juta Euro.
Dengan performa impresifnya pada babak kualifikasi dan membantu Spanyol lolos ke Prancis tahun depan. Bisa dipastikan satu tempat sebagai penyerang akan menjadi milik Paco. Tinggal bagaimana pemuda 22 tahun ini bisa memepertahankan penampilannya agar Del Bosque tetap tertarik untuk tetap memanggil dia.
Artikel ini dikutip dari: www.panditfootball.com